Sedekah Bumi Desa Pladen Meriah,Arak 15 Gunungan,Malam Pertunjukan Wayang Kulit

Kudus-Tribunpantura.com

Jumat pahing malam Sabtu legi gelar puncak acara Sedekah Bumi Desa Pladen , kecamatan jekulo kabupaten Kudus Jawa Tengah (30/5/2025)

Apitan atau sedekah bumi merupakan selamatan dalam rangka untuk mensyukuri nikmat Tuhan. kegiatan apitan sangat beragam, ada yang menggelar pengajian, tasyakuran di jalan-jalan desa, balai desa, mushola, dan lainnya

Doa pemberangkatan kirab dimulai dari halaman Balai Desa dilanjut seluruh peserta kirab berbagai kontingen berjalan kaki mengelilingi dan menyusuri kampung hingga jarak tempuh 1,5 km dengan Sorak Sorai beragam bentuk kreasi dan inovasi corak warna berbagai seragam adat budaya Jawa diperagakan tak terasa sampai finish perempatan dukuh Jawek

Kepala desa (kades) Pladen Elly Widiastuti mengatakan tradisi ini satu adalah warisan budaya leluhur yang harus di uri-uri dan dilestarikan secara konsisten oleh masyarakat setempat hingga hingga di era digital saat ini

Pemdes mengangkat tema “Guyub Rukun Bebarengan Makaryo Bangun Deso”

“Kami mengapresiasi seluruh wargaku yang mengikuti kirab budaya dengan jalan kaki, di samping jiwa badan sehat juga mempererat silaturahmi ,kesatuan dan persatuan demi menjaga identitas kearifan lokal”, ujarnya

Selain itu, juga selamatan doa bersama di punden Mbah Rabinah dan Mbah Noto Kusumo seminggu yang lalu bersama tokoh masyarakat, warga dan sesepuh desa agar kegiatan sedekah bumi ini diberi Barokah dan selamat

Bahwa tradisi ini merupakan agenda tahunan yang sarat makna, sebagai bentuk ungkapan rasa syukur masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan hasil bumi yang telah diterima.

“Harapan dan tujuan kami setelah mengadakan tradisi ini warganya di ber keselamatan, kesehatan, di mudahkan usahanya seperti pertanian, kekayaan sumber daya alam yang dimiliki Desa Pladen,” terang Ely saat ditemui tribunpantura.com.

Ia menegaskan bahwa makna spiritual dari adat ini sangat dalam. Selain menjadi ajang kebersamaan, Sedekah Bumi juga mengandung nilai-nilai pengingat agar masyarakat selalu berserah diri dan menghargai alam.

“Sedekah Bumi bukan sekadar tradisi adat, tetapi simbol dari keterikatan masyarakat dengan tanah tempat mereka berpijak dan menggantungkan hidup,” tambahnya.

Ia menambahkan agar generasi muda Desa Pladen tetap peduli dan meneruskan pelestarian budaya ini. Ia mengingatkan bahwa kelangsungan sebuah tradisi sangat bergantung pada keterlibatan generasi penerus

Usai rebutan “Silva Istiana Sari RT 1 RW 1 warga desa Pladen merasa senang dan bangga adanya kegiatan Kirab Budaya ini kami harap tahun depan diadakan lagi lebih meriah” Senangnya .

Masyarakat desa percaya bahwa menjaga warisan budaya adalah bagian penting dalam menciptakan keseimbangan antara spiritualitas, sosial, dan allam

“Maka dari itu, tradisi warisan leluhur harus di uri-uri dan dilestarikan sebagai jati diri Bangsa dan identitas desa Pladen ,” pungkas Ely .(SR)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *